Kamis, 28 April 2011

NASA Ingatkan Badai Meteor Terbesar Dekade Ini Terjadi 2011/2012

 NASA Ingatkan Badai Meteor Terbesar Dekade Ini Terjadi 2011/2012



London – Satelit-satelit seperti Hubble Space Telescope dan Stasiun Luar Angkasa Internasional menghadapi ancaman badai meteor yang diperkirakan terkuat dalam satu dekade ini.

Hubble Space Telescope adalah teleskop luar angkasa yang dibawa ke antariksa oleh pesawat luar angkasa pada April 1990. Teleskop tersebut mengambil nama astronom Amerika Edwin Hubble.
Para astronom di Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperkirakan badai meteor yang bakal terjadi selama tujuh jam tahun depan bisa menghantam satelit di luar angkasa dan merusak peralatan elektronik di dalam satelit tersebut.

Para ilmuwan NASA mengatakan badai yang berisi puing-puing komet tersebut akan menghasilkan pemandangan spektakuler bagi orang-orang yang suka melihat bintang di angkasa.

NASA mengatakan badai yang melewati orbit bumi di sekitar matahari setiap Oktober datang dari hujan meteor yang disebut Draconids. Nama Draconids diambil karena meteor-meteor tersebut mengalir dari arah peta bintang Draco. Hujan tersebut juga diberi nama Giacobinids karena mengambil nama dari komet yang melempar mereka, Giacobini-Zinner.

Para ilmuwan di NASA mengaku belum tahu seberapa serius dampak dari badai tersebut. Tetapi para operator pesawat-pesawat luar angkasa telah diberitahu agar mengembangkan mekanisme pertahanan diri.

NASA pun saat ini sedang mempertimbangkan untuk memindahkan stasiun luar angkasa internasional dan Hubble Space Telescope ke wilayah yang kemungkinan tidak terkena badai.

Perjalanan luar angkasa juga bisa dilarang sampai ancaman badai meteor tersebut berakhir.

Selain ancaman fisik ketika badai menghantam secara langsung, gelombang medan listrik statik dari badai tersebut bisa membakar peralatan elektronik yang vital.

Intensitas badai biasanya rendah tiap tahun, tetapi bisa meningkat secara drastis setiap 13 tahun ketika bumi melewati wilayah terpadat dalam aliran tersebut.

Intensitas tertinggi terjadi pada 1933 ketika badai mengeluarkan 54 ribu meteor per jam. Sementara, pada 1946, tercatat 10 ribu meteor.

Jumlah meteor terbanyak dalam badai tersebut pada 1998 mencapai ratusan setiap jam.

Dr William Cooke dari Meteoroid Environment Office NASA di Alabama mengatakan pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipatif untuk menghindari masalah akibat badai tersebut.

Menurut prediksi dari program komputer COoke menyimpulkan ratusan meteor per jam bisa terlihat dari bumi pada 8 Oktober tahun depan.

“Sebelumnya, kami tidak mengetahui apa yang terjadi. Kini kami bisa merasa lebih lega,” ujar Cooke. “Kami sudah bekerja sama dengan program-program NASA (lainnya) untuk mengatasi risiko terhadap pesawat luar angkasa.

Badai Antariksa Tahun 2012 Vs Kiamat

Badai Antariksa Tahun 2012 Vs Kiamat

Isu yang belakangan ini memang selalu membuat kita bergidik, rasanya kehidupan di bumi ini sudah semakin singkat, faktor yang menyebabkannya adalah dari perkiraan tekhnologi modern yang sudah sangat akurat ditambah dengan perkiraan manusia yang katanya bisa memprediksi kapan terjadinya hari yang mengenaskan tersebut.

Walaupun sebegitu akuratnya data yang diterima baik itu di buktikan dengan perangkat modern atau kepercayaan sekelompok orang, satu hal yang saya katakan disini adalah data yang terakurat ada pada sang pencipta yang tahu kapan dan waktunya DIA berbuat sesuatu.
Salah satu yang memberikan data yang akurat tersebut adalah suku Maya yang disebut mempunyai ilmu Falak dan Sistem Penanggalan Yang Akurat dan disebutkan bahwa akan muncul gelombang galaksi yang besar sehingga menimbulkan terhentinya semua aktivitas di bumi. Seperti yang di beritakan bahwa akan ada badai yang disebut Badai Antariksa dan berbagai dampaknya kepada bumi.
Akibat dari Gelombang Galaksi tersebut adalah :
Pertama : Terjadi ledakan di permukaan atmosfer Matahari yang menimbulkan badai Antariksa
Kedua : Miliaran ton gas superpanas berisi partikel dilontarkan ke luar angkasa
Ketiga : Sebaran partikel ini dapat menyebabkan gangguan navigasi/magnet pada bumi
Keempat : Gangguan pada sistem Satelit, Sistem Pembangkit Listrik dan gangguan pada Frekuensi Radio.
Saat ini, setelah berita ini di munculkan, para ahli dibidang sains, kedirgantaraan, penerbangan maupun  ahli antariksa, membuat suatu antisipasi dengan cara membangun sistem pemantau cuaca, yakni pantauan meliputi lapisan ionosfer, geomagnetik dan gelombang radio.
Namun apapun yang terjadi pada masa yang akan datang, niscaya Maha Pencipta sudah terlebih dahulu memberikan peringatan dan himbauan kepada manusia dan masih sangat segar bila di ingat tahun 2000 lalu dimana dikabarkan bahwa sistem komputer dan lainnya akan kembali ke angka Nol jika masuk ke tahun 2000 tersebut, buktinya pada masa itu tidak terjadi sesuatu yang berarti.Semuanya yang terjadi pada masa ini dan pada masa yang akan datang adalah sesuatu rencana namun jikalau sang Pencipta belum mau melakukannya, pasti akan tidak terjadi sesuatu.

Minggu, 24 April 2011

Es Mencair di Kutub, Tinggi Air Laut




Naik
Jumlah es yang meleleh setiap tahunnya mencapai 92 kilometer kubik.

 Meleburnya gletser dan gunung es di kepulauan Artik, bagian utara Kanada, memiliki pengaruh terbesar pada kenaikan permukaan laut di Bumi. Demikian studi terbaru para peneliti di University of Michigan, Kamis 21 April 2011.

Dalam kurun waktu 2004 hingga 2009, kurang lebih 30.000 salju dan es yang menutupi pulau-pulau di Kanada utara meleleh menjadi 363 kilometer kubik air, setara tiga perempat isi Danau Erie, danau terbesar ke-13 di dunia.

Dalam studi yang dilakukan selama enam tahun itu, diketahui bahwa pada tiga tahun pertama, salju atau es yang meleleh sekitar 29 kilometer kubik per tahun secara rata-rata. Sedangkan tiga tahun berikutnya, jumlahnya meningkat hingga 92 kilometer kubik per tahun secara rata-rata.

Sepanjang enam tahun penuh, berdasarkan perhitungan peneliti, melelehnya salju dan es di Kutub Utara menambah tinggi air laut di permukaan Bumi sebesar 1 milimeter.
"Daerah ini (Artika atau Kutub Utara) adalah daerah yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya akan berkontribusi bagi kenaikan permukaan laut," kata Alex Gardner, kepala penelitian dari University of Michigan.

"Sekarang kita menyadari bahwa di luar Antartika atau Kutub Selatan dan Greenland ada wilayah yang juga memberikan kontribusi besar sepanjang tahun 2007 sampai 2009. Daerah ini sangat sensitif. Jika suhu terus meningkat, kita akan melihat bagian es yang besar akan meleleh," jelas dia.

Memang 99 persen wilayah es di Bumi ini berasal dari Antartika dan Greenland. Ukurannya yang besar membuat kedua wilayah tersebut cukup awet. Saat ini, masih tersisa setengah dari seluruh daratan yang dilapisi es  sangat tebal. (eh)

• VIVAnews

Misteri Medan Magnet di Dunia

Kendaraan bermotor yang melaju sendiri ketika menuruni jalan tanpa daya dorong mesin mungkin hal yang biasa. Namun, bagaimana bila sebuah mobil dengan kondisi mesin mati bisa melaju sendiri menaiki tanjakan? Fenomena alam inilah yang terjadi di beberapa tempat di dunia, di mana sebuah mobil bisa melaju tanpa mesin yang menyala di sebuah tanjakan. Para ahli memperkirakan daya tarik magnet bumi yang sangat kuat menyebabkan kendaraan bermotor baik mobil maupun motor dapat ditarik menaiki jalan yang menanjak.

Jalan di wilayah Leh-Ladakh, India yang diduga mengandung medan magnet. Foto: www.team-bhp.com










Danau Es Ditemukan di Mars
NASA: Volume CO2 ditemukan 30 kali lipat lebih besar daripada perkiraan sebelumnya.
Badan Antariksa AS, NASA, baru-baru ini menemukan sebuah danau es yang mengering di bawah tanah planet Mars. Danau es tersebut mengandung karbon dioksida lebih besar daripada yang diperkirakan ilmuwan sebelumnya.

Material karbon dioksida yang tersisa itu diduga oleh ilmuwan berasal dari bekas lapisan atmosfer Mars di masa lampau saat planet Merah itu memiliki kondisi yang kondusif untuk kehidupan.

"Ini benar-benar harta karun," kata Jeffrey Plaut, seorang ilmuwan yang bekerja di NASA Jet Propulsion Laboratory, dalam laporannya yang muncul di jurnal Science, seperti dikutip Pravda.ru, Sabtu 23 April 2011.

"Kami menemukan sesuatu di bawah tanah yang tidak pernah disadari oleh siapapun sebelumnya," tandas Plaut.

Temuan ini ditangkap pertama kali oleh radar observasi milik NASA, Mars Reconnaissance Orbiter, yang melayang di atas permukaan Mars. Radar antariksa ini merupakan radar yang diciptakan khusus untuk mencari tahu petunjuk tanda-tanda kehidupan di Mars.
Danau es itu berukuran 3000km kubik atau setara dengan danau superior. Ia menampung karbon dioksida sangat besar, hingga dua kali massa atmosfer Mars. Jika dibandingkan dengan Bumi, atmosfer Mars memiliki tekanan permukaan kurang dari 1 persen. Dan, sekitar 95 persen udara di Mars adalah karbon dioksida, dibandingkan Bumi hanya memiliki 0,04 persen CO2.

"Kami sudah tahu bahwa ada karbon dioksida di atas sisa es kecil di permukaan Mars. Tapi, yang satu ini volumenya 30 kali lipat lebih banyak ketimbang perkiraan sebelumnya," ujar Roger Philips, ilmuwan lain yang berasal dari Southwest Research Institute di Colorado dan juga menjabat sebagai wakil ketua tim untuk radar Mars Reconnaissance Orbiter.
• VIVAnews

Sabtu, 23 April 2011

Nenek Moyang Manusia adalah Alien Mars?

Para ilmuwan sedang membuktikan apakah ada kesamaan genetik antara mahluk Mars



Planet Mars menjadi fokus perhatian manusia dalam rangka penjelajahan luar angkasa. Ada dua hal yang dicari tahu dari planet merah itu: apakah ada kehidupan di sana, dan apakah Mars bisa jadi koloni manusia, jika nantinya Bumi tak bisa menopang kehidupan. 

Namun penelitian terbaru yang sedang dikerjakan oleh para ilmuwan cerdas dari dua universitas ternama dunia, MIT dan Harvard justru lebih maju dan revolusioner. Ingin membuktikan apakah ada kemungkinan pohon kehidupan di Bumi punya akar di Planet Mars. Para peneliti juga menciptakan sebuah instrumen untuk membuktikan dugaan itu.

Instrumen itu dinamakan Search for Extra-Terrestrial Genom atau SETG. Instrumen yang sedang dikembangkan itu akan menelaah sample debu dari Mars, mengisolasi materi genetik yang mungkin ada -- berupa serangga atau mahluk hidup lain yang mati beberapa juta tahun lalu.
Dengan instrumen ini, para ilmuwan bisa menggunakan teknik biokimia standar untuk menganalisa setiap urutan genetik yang dihasilkan lalu membandingkannya dengan temuan di Bumi. 

"Ini proyek jangka panjang," kata peneliti dari MIT, Chris Carr seperti dimuat Space.com. "Jikan nantinya kita menemukan ada kaitan dengan Bumi, bisa jadi mahluk Bumi berasal dari Mars. Atau sebaliknya, bermula dari Bumi dan dikirim ke Mars."

Gagasan bahwa kehidupan Bumi berasal dari organisme di Mars mungkin tak ada di pikiran setiap orang. Namun, ini bukan ide gila. 

Sebab, meski saat ini permukaan Mars dingin, kering, dan tanpa kehidupan -- ada banyak bukti planet ini lebih hangat dan basah miliaran tahun lalu. 

Seperti halnya di Bumi, ketika semua kehidupan bergantung pada air. Mars kuno mungkin pernah menjadi pendukung beberapa bentuk kehidupan -- mungkin bahkan sebelum Bumi. Demikian kata para peneliti. 

Jika ini yang terjadi, mikroba Mars mungkin telah mengkolonialisasi Bumi, saat asteroid raksasa meluncur ke Mars dan membuat partikel-partikelnya muncrat dan lalu mengalami perjalanan antar ruang. Para peneliti mengestimasi, ada 1 miliar ton bebatuan Mars yang berkelana di tahun-tahun itu.

Dan mikroba yang sangat kuat, sehingga mungkin bahwa beberapa dari mereka bisa selamat dari dampak asteroid dan menuju rumahnya yang baru di planet lain. Car menambahkan, dinamika orbital menunjukkan adalah 100 kali lebih mudah untuk batuan Mars menuju Bumi daripada sebaliknya. 

Namun, Carr mengatakan, sangat kecil kemungkinan untuk menemukan sesuatu di permukaan Mars. Cara yang bisa dilakukan adalah penggalian. "Ada dua kemungkinan, Mars memiliki kehidupan atau tidak sama sekali. Namun kami ingin memastikannya."

Sementara, Badan Antariksa Amerika Serikat tak seoptimis pendapat para ilmuwan itu. "Hal ini tidak masuk akal bahwa kehidupan di Mars terkait dengan kehidupan di Bumi -- dan disebut bahwa dua planet berbagi genetika," kata astrobiologis dari Ames Research Center NASA di Moffett Field, California, Chris McKay.  Namun, "dalam kasus apapun, akan menjadi penting untuk menguji hipotesis ini. "

Chavez: Kapitalisme Musnahkan Kehidupan Mars

Jika para ilmuwan mendasarkan teori kehidupan di Mars dengan beberapa fakta ilmiah, entah apa yang ada di kepala Presiden Venezuela, Hugo Chavez saat ia mengatakan: "kapitalisme mengakhiri kehidupan di Planet Mars." 

"Saya selalu mengatakan, juga mendengar, tak aneh jika Mars  ternyata punya peradaban. Namun mungkin datanglah kapitalisme, imperialisme, dan lihat apa yang dilakukannya pada planet ini," kata dia Selasa 22 Maret 2011, seperti dimuat Irish Times

Tawa para pendengar pidato presiden nyentrik ini membahana. Namun, Chavez dengan cerdik mengurai maksud perkataannya itu. Ia memperingatkan, proses yang sama dengan Mars, degradasi lingkungan tengah terjadi di Bumi.  

"Lihat! Berhati-hatilah! Di sini, di planet Bumi, lahan yang ratusan tahun lalu adalah hutan lebat menjadi kering-kerontang. Sungai besar menjadi padang pasir di mana-mana. Bagaimana kemajuan mempertaruhkan risiko kehidupan di planet ini, bukan jangka panjang, namun bahkan dalam jangka menengah. 

Siapa Rekan Bumi di Tata Surya?


Tata surya mempunyai segudang misteri. Sejak manusia mengirimkan satelit pertamanya (Sputnik 1) ke luar angkasa pada Oktober 1957, kini para ilmuwan mengenali sekitar 88 objek besar di sekitar Bumi. Siapa saja mereka?

Dilansir Kokogiak.com, Rabu 30 Maret 2011, tata surya memiliki satu matahari, empat raksasa planet gas, empat planet terestrial atau menyerupai Bumi, tiga planet mungil, 21 bulan, empat asteroid, dan 51 TNO (Trans-Neptunian objects).

Matahari adalah objek terbesar sekaligus pusat tata surya kita dengan diameter kurang lebih 1.390 miliar kilometer. Sementara objek terkecil adalah asteroid Davida berdiameter 326 kilometer.

Seperti apakah jika tata surya divisualisasikan? Setelah 54 tahun, para ilmuwan coba menggambarkan deretan isi tata surya mulai dari objek terbesar hingga terkecil dihitung berdasarkan diameter.

Setelah Matahari, masih ada Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus yang memiliki diameter lebih besar ketimbang Bumi berdiameter 12.742 kilometer. Keempat planet itu tidak bersifat terestrial, melainkan kumpulan gas besar berbentuk lingkaran.

Lebih kecil dari Bumi, terdapat Venus dan Mars, keduanya adalah planet terestrial. Disusul Ganymede (bulan Jupiter), Titan (bulan Saturnus), dan Merkurius, planet terestrial terkecil.


Untuk melihatnya dalam resolusi lebih besar, Anda bisa mengunjungi link berikut ini.

Saat membuat gambar di atas, pertanyaan pertama muncul adalah: ada ratusan bahkan ribuan asteroid berterbangan di ruang angkasa, apakah mereka tak bisa divisualisasikan? Jawabannya, objek-objek yang dipilih tidak sembarangan. Dengan Bumi sebagai sumbu visual, mereka dipilih karena berguna untuk penelitian dan minimal memiliki diameter 200 mil (setara 326 kilometer).

Ini adalah fotografi terbesar yang pernah ada, dibuat di atas sekitar 170 layer. Visualisasi ini kemungkinan akan terus diperbarui seiring munculnya temuan-temuan baru oleh para ilmuwan.
• VIVAnews

Misi Pendaratan di Planet Mars

Mendarat di Mars merupakan misi yang sangat berat dan sulit. Hanya sedikit sekali kesalahan yang boleh dilakukan. Sejauh ini, lebih dari dua pertiga dari 36 misi yang diluncurkan ke planet itu mengalami kegagalan.
Penyebab umum kegagalan misi pendaratan ke planet Mars antara lain adalah akibat komponen yang rusak, gangguan pada roket atau kesalahan lain yang menyebabkan pesawat menghantam permukaan planet itu atau lenyap sama-sekali. 
Sebagai contoh, pada tahun 1970, NASA mengirimkan pesawat Mars 3 ke planet itu. Pada 2 Desember 1971, Mars 3 mendarat dengan mulus. Namun, baru 20 detik memulai pengambilan foto, tiba-tiba sinyal dari Mars 3 lenyap. Pada 20 Juli 1976, NASA mengirimkan Viking 1 ke Mars. Misi ini menjadi misi pendaratan ke Mars pertama yang berhasil dilakukan. Misi ini diikuti oleh Viking 2 pada 3 September di tahun yang sama. Tepat di hari ulang tahun kemerdekaan Amerika Serikat yakni 4 Juli 1997, NASA kembali mengirimkan kendaraan penjelajah ke Mars. Kendaraan ini berhasil tiba di planet itu dan melakukan tugasnya. Sayangnya, dua tahun kemudian, misi Mars Polar Lander, yang bertujuan untuk mengamati kawasan kutub planet itu gagal melakukan pendaratan. Pesawat itu jatuh di sekitar kutub selatan Mars. Hal serupa kembali terjadi. Ilmuwan melakukan kesalahan prediksi seputar kepadatan atmosfir planet Mars. Akibatnya, parasut milik pesawat Beagle 2 yang diluncurkan NASA tahun 2003 gagal terbuka. Pesawat pun terbentur dengan kerasnya di permukaan Mars.
Berikut foto: Misi-Misi ke Planet Mars. (NASA/Edliadi)
VIVAnews

Planet Merkurius dari Jarak 193 Km

Pesawat Messenger milik badan antariksa NASA berhasil mengorbiti Merkurius. Setelah melakukan manuver yang rumit untuk menghindari gravitasi matahari, pesawat ruang angkasa tak berawak itu sukses masuk ke jalur orbit pada Kamis malam waktu Florida, 17 Maret lalu. Pesawat bernama Messenger ini menempuh 4,9 miliar mil dengan waktu tempuh enam setengah tahun dari bumi. Pencapaian ini sekaligus menjadikan Merkurius sebagai planet kelima yang berhasil dijamah oleh manusia dalam tata surya kita. Eric Finnegan, chief engineer Messenger mengatakan, Messenger mengelilingi Merkurius dengan jarak sangat dekat, sekitar 193 kilometer di atas permukaan. "Ini merupakan jarak terdekat dan paling sempurna yang bisa didapat," ujar dia seperti dikutip Associated Press.Merkurius sendiri memiliki orbit yang sangat elips. Rentang jaraknya ke matahari sekitar 47 juta kilometer hingga 69 juta kilometer. Merkurius mengorbiti matahari setiap 88 hari bumi. 
VIVAnews

Letupan Matahari

Tepat setahun yang lalu, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mempublikasikan foto pertama hasil jepretan sebuah satelit baru yang didesain untuk mempelajari matahari. Satelit Solar Dynamics Observatory (SDO) mulai menampilkan rangkaian gambar yang belum pernah disaksikan sebelumnya, diantaranya sebuah foto close-up dari permukaan matahari dan gambar beresolusi tinggi dari lidah api matahari. Satelit SDO diluncurkan pada 11 Februari lalu dengan tujuan memberikan informasi mengenai aktivitas matahari dan memprediksi kemungkinan terjadi badai matahari suatu saat nanti. "Foto awal ini menunjukkan matahari yang dinamis yang belum pernah saya lihat dalam lebih dari 40 tahun penelitian matahari," kata direktur Heliophysics Division NASA, Richard Fisher, seperti dikutip dari laman harian Herald Sun.
VIVAnews.